Nama dosen : Ardi
Eko Mulyadi, S.Pi
Mata Kuliah : Ikhtiologi
Laporan Praktikum Ikhtiologi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
LAMALIKI PADAI SAFARUDDIN
ABDUL MUIS SYAMSINAR
ABD RAHMAN TRYA
IRVA
ISMAIL K FINSENSIUS
M
SUKRI KURNIAWAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN
(STITEK) BALIK DIWA
MAKASSAR
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) merupakan
jenis ikan air tawar
yang banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan
nila sangat berkembang pesat di Indonesia, karena
pertumbuhan ikan nila
relatif cepat khususnya ikan
nila jantan, mudah dikembangkan dan efisien terhadap pemberian pakan tambahan,
sehingga banyak pelaku budidaya yang membudidayakan ikan nila. Produksi
ikan nila meningkat secara
signifikan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2004 jumlah
produksi ikan nila
hanya 97.116 ton,
pada tahun 2007 meningkat menjadi 206.904 ton dan tahun
2008 sudah mencapai 220.900 ton ikan nila (DKP, 2008).
Ikan
nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan
pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil
dan danau- danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara
di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang
beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan
adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia.
Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur
Jenderal Perikanan.
[JAKARTA]
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan varietas ikan
nila unggul dan mie nonterigu dari sagu untuk menjawab potensi kerawanan pangan
nasional. Pemilihan perekayasaan dan
pengembangan teknologi produksi ikan nila unggul diharapkan bisa meningkatkan
ketersediaan protein hewani di Indonesia. Sedangkan mie sagu diharapkan
mensubstitusi mie dari terigu.
Direktur
Pusat Teknologi Pertanian BPPT Nenie Yustiningsih menyatakan saat ini secara
nasional konsumsi protein hewani di masyarakat Indonesia masih rendah hanya
sekitar 7,8 persen dari angka idealnya 12 persen. Sisanya 62 persen asupan
protein hanya berasal dari protein biji-bijian (serelia). "Padahal protein
hewani penting, karena mengandung asam amino esential untuk kecerdasan,
pertumbuhan fisik yang tidak hanya dapat dipenuhi protein dari padi-padian
saja," katanya dalam bincang iptek, di Jakarta, Selasa (4/10). Untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber
protein hewani maka BPPT mengembangkan varietas nila (Oreochromis niloticus)
unggul atau biasa dikenal dengan ikan mujair dan sudah memasyarakat di petani
serta perikanan air tawar.
Tahun
2006, BPPT berhasil melepas varietas ikan nila Genetically Supermale Indonesian
Tilapia (GESIT) yaitu ikan nila jantan kromosom YY jika dikawinkan dengan nila
betina akan menghasilkan ikan nila monoseks jantan jenetis atau Genetycally
Male Tilapia (GMT) yang memiliki keunggulan cepat tumbuh 1,3-1,5 kali
dibandingkan ikan nila betina. Bahkan
usia panen saat benih ditabur sebesar 5 cm hanya enam bulan berbobot lebih dari
500 gram, lebih cepat dibanding budidaya nila biasa yang butuh waktu panen 8-9
bulan.
Budidaya
varietas nila GESIT dan GMT itu tambah Nenie bahkan sudah tersebar di 28
provinsi di Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2008, BPPT kembali mengembangkan
perekayasaan ikan nila Salin peranakan nila GMT yaitu suatu varietas ikan nila
yang toleran terhadap perairan payau dengan salinitas lebih dari 20 ppt.
"Selain itu pengembangan nila Salin sebagai antisipasi pemanasan global
yang dapat meningkatkan salinitas tambak. Untuk itu nila Salin akan terus diuji
untuk melihat adaptasi terhadap salinitas, dapat mengantisipasi penyakit pada
ikan dengan pemberian vaksin streptokokus," ucapnya. Selain perekayasaan nila varietas unggul,
BPPT juga mengembangkan diversifikasi pangan mie nonterigu berbahan dasar sagu.
Direktur Pusat Teknologi Agroindustri BPPT Priyo Atmaji mengatakan hampir 98
persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras.
Indonesia
harus membangun potensi pangan lokal seperti tepung-tepungan dari sagu dan
jagung untuk mengantisipasi ancaman ketersediaan beras dan terigu.
"Di
Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah lumbung jagung yang potensinya luar biasa,
tetapi hampir 100 persennya untuk pakan ternak. Gunung Kidul, Temanggung pusat
singkong yang sejauh ini hanya diandalkan sebagai makanan tradisional.
Sedangkan di Irian, sagu masih melimpah ruah," kata Priyo. Ketergantungan konsumsi terigu untuk mie pun
masih luar biasa di Indonesia. Menurut Priyo, perorang rata-rata mengkonsumsi
55 bungkus mie instan berbahan terigu per tahun. Secara total diperkirakan
konsumsi mie instan nasional hampir 10 juta ton per tahun. Priyo
menjelaskan mie asal jagung dan sagu baik untuk penderita diabetes karena kadar
gula rendah dibanding mie instan tepung terigu. Mie jagung dan sagu pun diproduksi
tanpa pengawet dan zat pewarna berbahaya. Namun modifikasi mie jenis ini masih
menunggu standar nasional Indonesia. [R-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Ikan Nila
Ikan
nila adalah sejenis ikan
konsumsi air tawar.
Ikan ini diintroduksi
dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan
peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia.
Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Nile Tilapia.
2.2
Klasifikasi Ikan Nila
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Oreochromis niloticus
|
2.3 Pemerian
Ikan
peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor)
mencapai sekitar 30 cmdan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu.
Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15
jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri
dan 8-11 jari-jari.
Tubuh
berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12
buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung
dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada
garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat
keseimbangan ikan pada saat berenang
Ikan
nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina.
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya
dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang
genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing
dan sperma.
Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar
ke belakang yang memberi kesan kokoh.sedangkan yang betina biasanya pada bagian
perutnya besar.
2.4 Kebiasaan dan Penyebaran
Ikan
nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora),
pemakan plankton,
sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan
sebagai pengendali gulma
air.
Ikan
ini sangat peridi, mudah berbiak.
Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil)
ditemukan mulai dari Syria
di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia;
yaitu di Sungai Nil (Mesir),
Danau
Tanganyika, Chad,
Nigeria,
dan Kenya.
Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk
bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm.
Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500
butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik
setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di
dalam rongga mulutnya.
Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena
mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara
sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi
mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah
mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan
nila sering pula dijadikan filet.
2.5 Anak Jenis dan Kerabatnya
Ada beberapa anak jenis ikan nila,
di antaranya:
O.
niloticus niloticus
- Oreochromis niloticus baringoensis
Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus cancellatus
(Nichols, 1923)
- Oreochromis niloticus eduardianus
(Boulenger, 1912)
- Oreochromis niloticus filoa
Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus niloticus
(Linnaeus, 1758)
- Oreochromis niloticus sugutae
Trewavas, 1983
- Oreochromis niloticus tana Seyoum
& Kornfield, 1992
- Oreochromis niloticus vulcani
(Trewavas, 1983)
Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis
mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan nila memiliki
potensi sebagai ikan yang invasif apabila
terlepas ke badan-badan air alami.
Genus Oreochromis
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada
kisaran yang lebar. Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi
lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana
jenis ikan air tawar lainnya tak
dapat hidup.
2.6 Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan
Nila
a) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. (sumber: kantor deputi menegristek bidang
pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga MIG Corp )
b) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar
antara 3-5% untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
c) Ikan nila
cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
d) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih,
tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh
adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan
hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga
biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton
harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi
(secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara
20-35 cm.
e) Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha.
Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang
biak dengan baik di air arus deras.
f) Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar
antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
g) Suhu air yang
optimal berkisar antara 25-30 oC.
h) Kadar garam
air yang disukai antara 0-35 per mil.
2.7 Nilai Gizi
Ikan nila dan mujair merupakan
sumber protein
hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya
juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif,
nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki
perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah
kandungan asam lemak
omega-6 yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini
kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah
2.7 Kandungan nutrisi pada ikan nila
Ikan
nila adalah salah satu jenis ikan yang mudah untuk dibudidayakan. Ikan ini
merupakan jenis ikan vegetarian jadi tidak mengandung merkuri yang tinggi.
Selain itu, ikan nila ini mengandung protein yang tinggi.
Informasi
kandungan nutrisi pada ikan nila
Setiap
100 g ikan nila yang telah dimasak mengandung:
- Kalori
: 128 kcal
- Protein
26 gm
- Karbohidrat:
0 gm
- Total
lemak: 3 gm
- Lemak
jenuh: 1 gm
- Lemak
tak jenuh: 2 gm
- Transfat:
0 gm
- Kolesterol:
57 mg
- Fiber:
0 gm
- Selenium:
54.40 mcg (78% DV)
- Vitamin
B12: 1.86 mcg (31% DV)
- Niacin:
4.74 mg (24% DV)
- Fosfor:
204.00 mg (20% DV)
- Kalium:
380 mg (11% DV)
2.8 Budidaya dan pembenihan
Langkah pertama dalam budidaya
ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih
ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah. Rasio ideal antara induk
jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan
nila yang dipelihara dalam kepadatan populasi tinggi, pertumbuhannya kurang
pesat.Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam
pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan
menjadi lambat. Beberapa parameter yang menentukan
kualitas air, di antaranya:Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di
Ranu Pakis, Klakah, Lumajang
- Suhu
Suhu atau temperatur
air sangat berpengaruh terhadap metabolisme
dan pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi
organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen
terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran
14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C
namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
- pH
Nilai pH merupakan indikator
tingkat keasaman
perairan . Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis,
suhu, dan terdapatnya anion
dan kation.
Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi
pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
- Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi
nitrogen dari organisme akuatik. Sumber utama
amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran
ikan maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi.
Pembusukan bahan organik, terutama yang banyak mengandung protein,
menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut
dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat
terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
- Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi,
proses pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi
dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal dari difusi oksigen
yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan
air dan fitoplankton.
Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih
dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam
juga akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air
disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau
kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak mengandung diatom.
Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila, sedangkan plankton biru kurang
baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan.
2.9
Manfaat
Seperti yang anda lihat pada data di atas, ikan nila
memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi rendah lemak bahkan tidak
mengandung karbohidrat sehingga cocok untuk diet. Ikan nila dikenal sebagai
ikan abad 21 yaitu makanan berprotein tinggi dan tidak mengandung karbohidrat.
Ikan nila tidak mengandung omega -3 sebanyak ikan mas atau salmon, tetapi ikan nila
merupakan pilihan yang baik jika dibandingkan daging ayam atau daging sapi
apalagi daging babi.
Cara
memasak ikan nila yang paling baik adalah dengan cara dipanggang atau dikukus.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi lemak total dalam makanan. Ingatlah bahwa
cara memasak ikan nila dapat merubah kandungan nutrisi yang terkandung di
dalamnya.
sumber: buzzle.com
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Waktu praktek mata kulia Ikhtiologi pada ikan Nila
pada tanggal 31 Maret 2012 pukul 10 sampai 12 wita .Dan tempat praktek
berlangsung di kampus STITEK BD Makassar lt.3
3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktek
berlangsung a/l:
·
Pisau cutter 5 buah
·
Baki/baskom 1 buah
·
Kertas HvS ….
·
Pulpen 2 buah
·
Pensil 2 buah
·
Hand Phone 1 buah
·
Papan alas 1 buah
·
Penghapus 1 buah
·
Mistar/penggaris 1 buah
·
Tissue 1 packs
3.2.1 Fungsi
Masing-masing Alat
1. Pisau
cutter, untuk membela bagian organ ikan yang akan diteliti dan juga berfungsi
untuk yang lain.
2. Baki/baskom,untuk
menaruh atau menempatkan bahan(ikan nila)
3. Kertas
HvS,untuk mencatat dan menggambar bagian-bagian yang diteliti
4. Pulpen untul
menulis beberapa hal yang perlu guna sebagai pegangan.
5. Pensil untuk
melukis bagian organ-organ ikan nila yang telah diteliti.
6. Hand phone
untuk sebagai alat documentasi pada saat praktek berlangsung.
7. Papan alas
untuk menaruh objek(ikan nila) yang akan diteliti.
8. Penghapus
untuk menghapus tintas pensil jika ada gambar yang salah .
9. Mistar/penggaris
untuk mengukur panjang,tinggi (morfometrik) ikan nila.
10. Tissue untuk
membersihkan peralatan dan yang lainnya pada saat praktek berlangsung hingga
selesai.
3.3 Prosedur
kerja
Prosedur pada saat praktek yaitu
siapkan ikan Nila yang akan diamati di diatas papan alas yang telah disediakan
kemudian ikan yang akan diamati dimatikan terlebih dahulu yaitu dengan cara
membaca basmalah dahuluh kemudian menusuk unjung pisau cutter ke bagian kepala
ikan unutk memutuskan medulangoblongotangnya,setelah pingsang belah perutnya
dengan pisau cutter secara melingkar mulai dari belakng operculum sampai anus
dan hati-hati jangan sampai terkena organ dalamnya selanjutnya amati
organ-organ yang berhubungan dengan system pencernaan,system pernafasan,system
peredaran darah dam system reproduksi.
3.3 Bahan
Ikan nila
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Ikan Nila
Ikan
nila adalah salah satu komoditas perikanan yang sangat popular dimasyarakat,
karena selain harganya murah rasanya enak, kandungan proteinnya pun cukup
tinggi. Ikan nila merupakan ikan yang memiliki bentuk tubuh pipih atau kompres
dan memanjang serta langsing. Ikan ini juga memiliki lima buah sirip yang
terdiri dari sirip dorsal, sirip pectoral, sirip anal, sirip caudal dan sirip
ventral. Mulut ikan nila yang dapat disembulkan keluar, sehingga mulut ikan
nila ini dapat dimasukkan kedalam jenis mulut bentuk terminal. ikan nila
mempunyai dua linea lateralis yang benbentuk garis putus-putus, kedua linea
lateralis tersebut tidak saling berhubungan, melainkan terpisah yang satu
dengan yang lainnya. Linea lateralis yang pertama mulai dari operculum sampai
perut dan linea lateralis yang kedua terdapat pada bagian ekor. Ikan nila ini
secara khusus mempunyai cirri yaitu berupa alat pernapasan tambahan yang berupa
labirin ang berfungsi untuk mempertahankan diri untuk hidup didalam air yang
kandungan oksigennya rendah. Dan ikan ini termasuk kedalam Eurihaline yaitu
ikan yang mampu hidup dalam kisaran salinitas yang luas antara 5-45 ppm. Selain
itu ikan ini juga mempunyai kelebihan antara lain:
-
Mudah berkembang biak.
-
Tahan terhadap perubahan lingkungan.
-
Tahan terhadap serangan penyakit.
-
Pemakan segala (Omnivora).
Ikan
nila ini banyak ditemukan diperairan tenang, seperti danau, rawa, dan waduk
serta mempunyai tingkat toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi.
4.2.Pengertian Morfologi
Morfologi dipakai
oleh berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, morfologi berarti
'pengetahuan tentang bentuk' (morphos).Morfologi adalah ilmu
bahasa yang mempelajari mengenai pembentukan kata. Berikut beberapa ilmu yang
menggunakan nama morfologi:
- Morfologi (linguistik), ilmu
tentang morfem-morfem dalam bahasa.
- Morfologi (biologi), ilmu
tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan
mencakup bagian-bagiannya.
- Geomorfologi, ilmu
tentang batuan dan bentuk luar bumi
4.3 Morfologi Ikan Nila
Berdasarkan
morfologinya, kelompok ikan Oreochromis memang berbeda dengan kelompok tilapia.
Secara umum, bentuk (tubuh nila memanjang dan ramping, dengan sisik berukuran
besar. Betuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih. Gurat sisi
(linea literalis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian berlanjut lagi,
tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang
di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung, sirip
perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari lemah, tetapi keras dan tajam
seperti duri. Sirip punggung dan sirip dada berwarna. hitam. Pinggir sirip
punggung berwarna abu-abu atau hitam.
Nila
memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data
(pectoral fin) sirip perut (venteral fin), sirip anal (anal fin),dan sirip ekor
(caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai
bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang.
Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Ikan ini
memiliki ciri fisik badan dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2
banding 1. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan
dubur dengan 3 duri 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan,
dengan beberapa pita hitam belang yang makin mengabur pada ikan dewasa.Ekor
bergaris-garis tegak, 7-12 sirip punggung dengan warna merah kemerahan atau
kekuningan saat musim berbiak. (wikipedia 2009)
4.4 Pengertian Morfometrik Ikan
Ciri
morfometrik pada ikan Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda beda,
tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Fakor
factor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah
makanan ,ph, suhu, dan salinitas, factor factor tersebut, baik secara sendiri
sendiri maupun secara bersama sama , mempuyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai
umur yang sam namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran
ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh yang lainya.
Satuan ukuran yang digunakan sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran
yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau millimeter (mm), tergantung
dari keinginan si pengukur . ukuran ukuran ini sering disebut ukuran mutlak.
Untuk memperoleh ukuran yang lebih teliti, sebaiknya si pengukur menggunakan
jangka sorong (caliper) Adalah
suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran bagian bagian ikan dalam
uykuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan identivikasi. Ukuran yang
digunakan untuk identivikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Se ekor
ikan yang memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka
perbandingan yang dinyatakan adalah panjang kepala sam dengan seperlima panjang
total tubuhnya.
4.5 Morfometrik
Ikan Nila
Ikan Nila ini mempunyai bentuk tubuh
memanjang dan pipih kesamping, warna agak putih kehitaman, semakin kebagian
ventral atau perut makin terang. Pada tubuhnya terdapat sepuluh buah
garis-garis vertical berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor
terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna
kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agak besar dan dipinggirnya berwarna
hijau kebiru-biruan. Letak mulut terminal atau diujung tubuh. Posisi perut
terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (linea lateralis) terputus
menjadi dua bagian, yang letaknya memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik
pada gurat sisi 34 buah. Tipe sisik ctenoid atau sisik sisir. Bentuk sirip
ekorberpinggiran tegak. Rumus jari-jari sebagai berikut; D. XVII.13 ; V. I. 5 ; A.
III. 10 ; dan C. 18.(Sugiarto, 1988).
4.5.1 . Hasil Pengamatan
Morfometriks Ikan Nila
·
Panjang Total :
30 cm
·
Panjang Standar :
25 cm
·
Panjang Sirip Punggung :
13,5 cm
·
Panjang Sirip Dubur : 4 cm
·
Panjang Sirup : 10 cm
·
Tinggi Badan : 8,5 cm
·
Panjang Kepala : 7,9 cm
4.6 Sistem Pencernaan
Definisi : Pencernaan adalah proses penyederhanaan
makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang
mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui
sistem peredaran darah. Organ-organ : Saluran pencernaan terdiri dari (dari
arah depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut : hati,
empedu, pankreasà lambung à esofagus àmulut/rongga mulut
ususà(pilorus dan pilorik saeka) Organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar
empedu, dan kelenjar pancreas
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.Menurut jenis makanannya, ikan tergolong menjadi karnivor (makan ikan lain, kepiting, serangga, dsb), herbivor (makan plankton, tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya campuran). Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.Menurut jenis makanannya, ikan tergolong menjadi karnivor (makan ikan lain, kepiting, serangga, dsb), herbivor (makan plankton, tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya campuran). Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
- bentuk mulut, posisi mulut
- tipe gigi : canin, incisor, dsb
- tulang-tulang tapis insang :
rapat, panjang, halus, dsb
- perbandingan antara panjang usus
dengan panjang tubuhnya
Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat
modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan belanak) dan pada usus (misal pada
ikan hiu). Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat
diterapkan pada usaha budidaya ikan.
4.7 Sistem Sirkulasi (Peredaran
Darah)
Definisi : Sistem sirkulasi adalah
sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke
sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi,
garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus,
kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ : jantung, pembuluh nadi
(aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan
yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah)
Jantung ikan :
Jantung ikan :
- Fungsi : memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan ada alat pacu
jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyutàlain walaupun otak sudah
rusak
- Bagian-bagian jantung :
• Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal,
sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus
Sebelum atrium, terdapat sinus
venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi, berasal dari
organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup
sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup
atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya,
menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran
O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2
tinggi àdiedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan
ekor kembali ke jantung dan seterusnya.àsetelah mengedarkan nutrisi
dsb
4.7 Sistem Respirasi (Pernafasan)
Definisi : Pernafasan : pertukaran CO2 (sisa-sisa proses
metabolisme tubuh yg harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan,
dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dsb).
Organ-organ pernafasan :
Organ-organ pernafasan :
mengambil O2 dari perairanà letak? à- terutama insang à- organ tambahan
mengambil O2 dari udara;àparu-paru, labirin, dsb pada embrio dan larvaàkulit dan
kantung kuning telur
Insang, bagian-bagiannya :
Insang, bagian-bagiannya :
- tulang lengkung insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang
tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan
saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan
untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan
dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Mekanisme pernafasan :
Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air
dari habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang
banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2
yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah
banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan
seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2, ikan akan a.l :
pedagang ikanàa. menuju permukaan
a. menuju tempat pemasukkan air
b. menuju tempat air yg berarus
3. Daun insang harus dalam keadaan lembab
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil
membutuhkan O2 >>
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 >>
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4. Stadia reproduksi
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Ikan
peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor)
mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih
dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan
16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae
analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh
berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12
buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung
dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada
garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat
keseimbangan ikan pada saat berenang.
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada
lubang genitalnya
dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang
genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing
dan sperma.
Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar
ke belakang yang memberi kesan kokoh.sedangkan yang betina biasanya pada bagian
perutnya besar.
Saran
Pada kegiatan
praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih
dahulu agar praktikum dapat bejalan dengan baik. Dan untuk praktikan agar
menyiapkan materi-materi yang
mendukung jalannya praktek agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
DAFTAR
PUSTAKA
Bardach, J.E.; J.H. Ryther &
W.O. McLarney. 1972. Aquaculture. the Farming and Husbandry of Freshwater
and Marine Organisms. John Wiley & Sons.
Boyd. C.E. 1982. Water quality
Management For Pond Fish Culture. Amsterdam, Netherland : Scientific
Pulishing Company
Fatimah. 2010. Tikus
http://pottermania-fatimah.blogspot.com/2010/02/tikus.html diakses tanggal 18
Desember 2010, pukul 20.19
http://migroplus.com/brosur/budidayaikannila.pdf
, diakses 02/04/2012 20:19 wita
Juliahasni. 2008. Budidaya Ikan
Nila. http://juliahasni.wordpress.com/ diakses tanggal 18 Desember 2010, pukul
20.19
Kottelat, M.; A.J. Whitten; S.N.
Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western
Indonesia and Sulawesi. Periplus, Jakarta..
Nagl, S.; H. Tichy; W.E. Mayer; I.E.
Samonte; B.J. McAndrew & J. Klein. 2001. Classification and Phylogenetic
Relationships of African Tilapiine Fishes Inferred from Mitochondrial DNA
Sequences. Molecular Phylogenetics and Evolution 20(3): 361–374.
Watanabe, T.1998. Nutrition and
Mariculture. JICA Textbook. The General Aquaculture Course. Departement of
Aquatic Bioscience. Tokyo Universityof Fisheries. Tokyo
mantap kak...
BalasHapusjgn lupa berkunjung ke blog sy jg yah kak http://pspbalikdiwa.blogspot.co.id/
BalasHapusTop 10 Casino Slot Machines For Real Money - Casinoworld
BalasHapusLooking for 퍼스트카지노 Casino 인카지노 Slot Machines Online? At Casinoworld, we bring you the best games from leovegas top software providers and casino-like promotions.